Tuesday, July 14, 2009

Mengapa Kami Memusuhi Real Madrid (Sebuah catatan Sejarah Sepak Bola dan Pelajaran Kehidupan, Episode 1)


Catatan awal: Karena amat sangat teramat panjang, tulisan ini akan dibagi kedalam 3 episode. Episode pertama akan banyak berbicara mengenai rivalitas Barcelona-Real Madrid. Tulisan kedua akan berbicara mengenai filosofi klub, filosofi permainan, dan total football. Tulisan ketiga akan membahas mengenai apa-apa pelajaran hidup yang dapat diambil dari semua ini.

Mari kita mulai.

Setelah keberhasilan FC Barcelona merengkuh 3 (TIGA!) gelar utama musim ini (La Liga Spanyol, Champions League, dan Piala Raja Spanyol/Copa del Rey), beragam tulisan mengenai keindahan permainan FC Barcelona bermunculan. Pun, para penggemar “baru” pun juga mulai membuka matanya. Khusus untuk diri saya sendiri, yang memajang logo Barcelona sebagai latar belakang utama dalam tampilan desktop komputer, banyak juga teman-teman maupun orang yang baru kenal dengan saya mengira bahwa saya adalah salah satu dari penggemar baru tersebut.

BUKAN saudara-saudara sekalian! Saya BUKAN penggemar baru. Saya merupakan penggemar Barcelona sejak saya mulai menonton sepak bola dan orang-orang tua masih menggilai AC Milan. Saya juga adalah orang yang selalu ditertawakan oleh kawan-kawan saya sejak SMP karena setiap pergelaran Piala Dunia dan Piala Eropa selalu menjagokan Spanyol untuk menjadi juara (yang tentunya gantian saya yang tertawa puas setelah Spanyol juara Eropa tahun 2008 lalu), dan selalu memainkan Spanyol atau Barcelona sebagai tim utama kalau sedang bermain PS (PlayStation), sejak pertama saya mengenal PS.

Saya menyukai FC Barcelona sejak para pemain seperti Luis Enrique dan Josep Guardiola masih menapaki kejayaannya, dan Ronaldo (si pengkhianat itu) masih bermain di PSV Eindhoven. Saya sudah menyukai Spanyol ketika Andoni Zubizarreta masih mengawal gawangnya, serta Alfonso Perez dan Kiko Narvaez masih menjadi punggawa di lini depan, sebelum kedatangan Raul Gonzalez Blanco.

Pada titik ini, tentu Anda akan berkata... “Maak, sudah tua kali si Awan ini... Nama-nama pemain bolanya pun sudah tak lagi dikenal”. Yaaah, tentu sah-sah saja memandang begitu. Tapi sebenarnya salah juga, karena seingat saya waktu itu saya memang masih anak keciiiiiiiiil sekali (ini sebagai pembenaran supaya Anda pembaca mendapat gambaran jelas bahwa saya masih muda).

Ada baiknya kita lupakan perihal tua-muda ini, karena usia itu tentu sifatnya relatif apabila dibandingkan dengan kedewasaan. Dalam hal ini, permasalahannya, tidaklah bisa kedewasaan itu diukur sendiri oleh saya, karena jawabannya nanti bisa mengesankan kalau saya itu sombong (hehehe).

Lalu, tentunya anda mengenal (atau untuk yang tidak suka sepak bola, tentunya tidak mengenal) dengan istilah el-classico di Liga Sepak Bola Spanyol (La Liga). Istilah ini merujuk pada pertandingan antara dua musuh bebuyutan, FC Barcelona dengan Real Madrid. Musuh bebuyutan? Ya, kedua tim ini adalah rival sejak dulu. Sebuah permusuhan yang usianya sudah hampir 1 abad. Dan sebagai penggemar Barcelona, tentunya saya juga memusuhi Real Madrid.

Ini, bagi seorang penggemar seperti saya, bukan semata permusuhan untuk melihat musuh kalah. Ini lebih dalam dari itu. Ini tipe permusuhan yang apabila misalnya Real Madrid bertanding melawan Persela Lamongan dan seseorang mengajak saya bertaruh, maka saya akan bertaruh untuk kemenangan Persela Lamongan! Tapi tentu saya tidak akan melakukannya. Bukan karena saya takut kalah, tapi semata karena mabuk dan judi itu dilarang.

Tentu Anda bertanya-tanya, mengapa penggemar Barcelona harus memusuhi Real Madrid. Mengapa tidak sekedar mendukung yang satu tanpa memusuhi yang lain?


Permusuhan dengan Real Madrid

Ada baiknya kita cerita sejarah dulu kalau begitu ya...

Klub Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper (yang sama seperti Anda, saya pun tidak kenal). Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku bangsa di Spanyol). Gamper mencetak 103 gol antara tahun 1901 sampai 1903 dan menjadi Presiden klub sampai kematiannya tahun 1930. Stadion Barcelona pertama dibangun tahun 1909 dengan kapasitas penonton 6000 orang. Pertama kali Barcelona menjadi juara liga spanyol adalah tahun 1929, hanya 1 tahun sebelum kematian Gamper. Pada waktu itu, Barcelona sudah menjadi tim yang disegani dan sudah bisa merekrut pemain-pemain asing seperti Hector Scarone (Uruguay). Akan tetapi pemain yang mungkin “paling” terkenal pada zaman ini adalah sang kiper, Ricardo Zamora. Zamora terkenal karena 2 alasan. Pertama, nama dia diabadikan sampai sekarang sebagai nama piala penghargaan untuk kiper terbaik di liga spanyol setiap tahunnya. Kedua, dia adalah pemain pertama yang menapaki jalan transfer yang paling berbahaya di spanyol: Pindah dari Barcelona ke Real Madrid!

Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah “ibukota” dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah “penjajahan” Spanyol.

Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.

Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstruksikan” (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan “pengaturan pertandingan” dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.

Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona. Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid.

Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!. Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.

Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Fair (yang kemudian menjadi UEFA Cup).


Rivalitas Sampai Saat ini

Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco. Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).

Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.

Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih “sehat”. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial. Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.

Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah “perang”, bukan sekedar pertandingan sepak bola. Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan serdadu perang, bukan sebuah kesebelasan sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan. Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi JANGAN sampai kalah dari Real Madrid!

Meski begitu di dalam lapangan, “peperangan” ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga. Ini soal nama baik.

Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatan.

Luis Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini. Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu “bukan siapa-siapa” tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an. Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola. Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.

Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup. Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa: sebuah kepala babi, lengkap dengan sedikit darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo. Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.


Penutup
Dalam hal prestasi, Real Madrid memang masih di atas Barcelona. Jarak prestasi itu terjadi terutama pada tahun 1950-1970an, ketika Real Madrid menjadi anak emas Franco dan memiliki kekuatan finansial jauh diatas Barcelona untuk membeli bintang-bintang sepakbola dari seluruh dunia. Toh mulai era 1980-an, prestasi itu mulai berimbang.

Para pendukung Barcelona, dan bangsa Catalan, tetap merasa memiliki satu nilai lebih dibanding Real Madrid. Keunggulan itu adalah dalam hal sistem permainan, dan filosofi klub itu sendiri. Hal ini akan kita bahas dalam episode berikutnya.

Untuk permulaan, cukuplah sekiranya sekedar cerita sejarah ini.




Keterangan: Sumber gambar dari banyak tempat... mohon maaf ga ijin dulu.

26 comments:

Anonymous said...

bos.....mana neh kelaanjutannya???????
aku pikir ini info penting bgt bagi gue yang memang sangat mendukung BARCELONA.....

Shanty Kediri said...

Hello friends... Please Visit PERSIK KEDIRI INDONESIA

Anonymous said...

saya juga benci sama madrid...

Anonymous said...

ijin copas gan, buat bacaan menjelang el classico

Anonymous said...

Apaaaa coba barcelona????
Bisanya cuma menang wasit.....mana ada sportifitas ndul....

Anonymous said...

gua suka barca dari kelas 3 sd, dulu gua inget banget sering dikatain sama temen2 gua yang dukung madrid, sekarang gua udah kelas 2 sma dan sekarang gua yang membusungkan dada dan mengangkat dagu,visca barcelona!

Anonymous said...

trus knapa harus membenci madrid ?
hahaha aya2wae

menurut gw Madrid ttp no.1

Prediksi Bola said...

mereka hanya tontonan, mereka adalah hiburan, ga usah terpengaruh n dimasukin hati

Anonymous said...

Franco adalah fans Barcelona !

nah bingung kan? ini adalah salah satu possible answer tentang siapa klub yang disukai Franco...

franco membantu barca dengan membeli stadion Les Corts dan untuk nanti membantu dengan uang buat beli nou camp sampe beli luis suarez...

tau kenapa barcelona demen juara piala kambing dibanding madrid? karena dulu copa del rey namanya adalah Copa de Su Excelencia El Generalísimo or Copa del Generalísimo ((His Excellency) The Supreme General's Cup) tentu saja kata HIS EXCELLENCY dan SUPREME GENERAL adalah ditujukan untuk Franco

kalo barca punya mitos kalo mereka kalah 11-1 karena franco, madrid juga ada.. di semifinal madrid-barca cempion 60an dimana 3 gol madrid disallow wasit

Tahukah anda kalo Hutang Barcelona di hapus dan dibantu dibuat Camp Nou waktu itu?
ini buktinya...

Anonymous said...

1. Madrid masih unggul 128 point dalam klasemen abadi La Liga .
... 2. Juara La Liga Madrid 31 , Barcelona 21
3. Juara UCL Madrid 9 , Barcelona 4
4. Juara Dunia Madrid 3 , Barcelona 2
5. Madrid The Best Team Of The Century , Barcelona ?
6. Madrid dapat The Badge Of Honour Team , Barcelona ?
7. Madrid pernah bantai Barcelona 11-1,8-2,dan 5-0 , sedangkan Barcelona tak pernah lebih telak dari 8-2 dan 11-1
8. Madrid lahirnya di Ibukota Spanyol , Sedangkan Barcelona didirikan oleh orang asing , Swiss
9. Madrid kostumnya bagus putih-putih sedangkan Barcelona kostumnya jiplkan/plagiat Joan Gamper dari FC Basel .
10. Pendiri Madrid orang-orang elit sedangkan Barcelona pendirinya MAMPUS bunuh diri 30 Juli 1930 .

Jadi apapun hasil El Clasico , MAdrid tetap masih yang terbaik !
HALA MADRID <3

Awan Diga Aristo said...

buseh...

ini tulisan ane taun 2009 kok banyak yang komennya sekarang ya? aneh... tapi kok anonim semua?

ya kita tanggapi lah, biar ga monolog.

satu-satu ya...

1. buat anonim pertama: iya, bentar ya, lagi malas nulis. makasih atensinya.

2. buat shanty kediri: semoga persik kediri kembali berjaya mbak...

3. buat anonim kedua: gausah benci-benci amat... santai saja...

4. buat anonim ketiga: monggo mas kalo mau copas...

5. buat anonim keempat: wasit, tiang gawang, faktor lapangan, keberuntungan, angin kencang, bola melayang, celana kependekan, dukun, sepatu kurang pas... menang bisa karena apa saja. menang-kalah bukan yang utama. sepakbola bukan cuma anda yang nonton. seluruh dunia juga nonton. kalo memang tetap mikir hanya karena wasit ya monggo, itu urusan anda, bukan saya, wong saya bukan wasit. kalo anda ga ngerti inti tulisan saya ya pantas saja anda cuma bisa komentar "menang wasit". memang cuma segitu mungkin levelnya...

6. anonim kelima: sy suka barcelona sejak jaman cruyff jadi pelatihnya mas. tapi pertama bukan karena sepakbolanya semata, melainkan karena cerita dibaliknya. sy juga suka spanyol. ah, anda bisa baca sendiri di tulisan saya...

Awan Diga Aristo said...

7. anonim keenam: kenapa? anda komen tapi gak baca ya? ya gak benci2 juga sih. ga ada untungnya juga ngebenci... itu supaya judulnya menarik saja. monggo mau menjadikan apa nomer 1 dalam hidup anda, ya terserah, wong hidup anda. tulisan ini juga tidak untuk memaksa orang lain suka barcelona.

8. buat prediksi bola: yang dimasukin hati itu siapa? ini kan dimasukin blog? yang jelas anda terhibur kan? ;)

9. anonim ketujuh: anda ini menyajikan fakta sepotong lalu membuat kesimpulan. mbok ya yg lengkap. apa kapan kenapa-nya. jadi jelas gitu lho. atau sebut sumber tulisannya, atau copas saja langsung dari sini misalnya: http://oreneta.com/kalebeul/2005/01/02/el-barca-francos-favourite-team/
tuh, ada tulisan yang judulnya sama kaya komen anda. sekalian saja dijabarkan disini. ga perlu bikin misteri atau mengesankan anda yang paling tahu. toh kita semua cuma tau sepotong2.
eniwey...
franco membeli Les Corts untuk mengambil (atau menghilangkan) kebanggaan bangsa basque, mengambil hal yg mereka jadikan ciri khas. itu sepaket sama melarang penggunaan bahasa basque, penghilangan otonomi provinsi, dsb. bukan buat membantu.
Yang menghapus utang barca itu siapa? utangnya kemana kok yang hapus franco?
Anda tau "piala sudirman" di bulu tangkis? anda sakit hati gak kalau yang menang negara lain? tau gak kenapa sebelum kejuaraan piala sudirman yang disuarakan adalah "bawa pulang kembali piala sudirman"?
kira-kira seperti itu mas. copa del rey mungkin didedikasikan untuk franco, itu justru kenapa barca ingin mengambilnya. kenapa? supaya franco tidak melihat piala itu jatuh ke tangan klub kesayangannya. dengan kata lain... barca memenangi itu supaya franco kesal. sama seperti kita kesal kalau piala sudirman diambil malaysia, wong itu piala kita yang bikin kok...
sama dengan kenapa franco membeli les corts.
Soal kalah 11-1, moncong senjata yang diarahkan ke keluarga para pemain barca waktu itu bukan mitos mas. Pun pembunuhan presiden Barcelona yang dilakukan tentaranya franco, atau pengeboman pub tempat fans barca ngumpul, itu bukan mitos.
kalo 3 gol di-disallowed, saya gatau. mungkin memang offside? apa anda tau? apakah gol dianulir selalu karena alasan politis? masa iya? 3 gol dalam 1 pertandingan dianulir? anda melihat gol-gol itu tidak? kalau semuanya memang tidak sah ya anulirlah...

10. anonim kedelapan: fakta 1 - 7 gak berarti apa2 buat saya. kesenangan saya terhadap sesuatu tidak semata karena prestasi mereka. saya suka persib, meskipun gak selalu menang liga indonesia. memang kenapa?
madrid juara la liga 31, barca 21, terus kenapa? madrid team of the century? terus kenapa? ya monggo saja mau senang sama madrid... itu pilihan anda. saya gak urusan.
fakta 8... anda lahir dimana? terus kenapa? hebat kalo lahir di ibukota? spesial, gitu? ya monggo saja kalau itu anda anggap penting. Barcelona didirikan orang swiss, betul. Indonesia diproklamirkan oleh orang Jawa (Soekarno), betul. Lalu apa cuma orang Jawa yang jadi orang Indonesia? Terlepas dari siapa yang mendirikan, toh rasa kepemilikan warga Basque dan Catalan ternyata sangat besar terhadap Barca. Jadi apa artinya kewarganegaraan pendirinya?
Fakta 9: Ya, anda seorang yang fashionable. cowok metro mungkin? anda pakai shampo clear juga biar ketularan gantengnya CR7? Udah jadi ganteng dong pastinya sekarang ya... :) Selamat ya. kostum emang pentiiiing banget. O iya, kostum putih2nya sama kaya persik kediri tuh. sama bolton wanderers dan tottenham hotspurs juga sama. bagus-bagus ya?
Fakta 10: Ya... monggo... mas tentu dari kalangan ningrat juga. wong elit. borjuis. Saya manusia biasa saja. Soal orang bunuh diri, ya urusan pribadi dia mas, sy juga ga mengkultuskan dia kok...
Apapun hasil el classico, ya besok saya masih seorang Awan mas. siapa yang terbaik ya terserah urusan masing-masing mau liat dari sisi mana...


Dah...
beres...

R_angela said...

terima kasih atas infonya.. papa saya sudah sangat lama mengagumi barcelona, tertular kepada saya, dan akhirnya ketemu pacar yang juga senang dengan barcelon.. ketika tidak sengaja membaca artike ini, saya sangat bangga, karena itu nama pemain yang sering di ceritakan papa.. mungkin papa tidak tahu kenapa barcelona bermusuhan dengan el real, tapi dia sangat senang karena pemain barca selalu peduli dengan berbagai kegiatan sosial dengan rasa kekeluargaan yang tinggi.Mungkin karena saking bangga dengan barcelona, saya pun mulai mempelajari bahasa spanyol agar walaupn secara manual agar kelak jika bertemu pemain barcelona(walaupun hanya dalam mimpi) bisa menceritakan bagaimana bangga nya kami menjadi bagian dari club (walaupun hanya fans) dan rasa itu selalu ada d hati pencinta barcelona.. VISCA EL BARCA

prastika. said...

iseng blog walking ke blog2nya Cules dan nyasar sempurna disini. tulisannya bagus mas. balasan komen2 mas di atas jg keren. *salute ^^8

Eko said...

Keren gan tulisannya, ane juga suka Barca bukan cuma karena merupakan team raksasa, tapi juga karena sejarahnya.
Secara ane sendiri anti pemerintahan yang otoriter, maka dari itu karena sejarah Barcelona yang anti-pemerintahan itulah yang menurut ane pas sama jiwa ane, mungkin jiwa seperti inilah yang dimiliki oleh orang Catalan.


#Visca Barca

Insan Ilmu said...

Oh, berati benci madrid cuma gara2 politik nih .. politik yang bahkan dulu agan aja juga belum lahir .. :-D

katanya sepakbola gak boleh SARA .. nanti kalo ada orang yang bilang benci barca karna dari akar2nya sudah mendarah daging dengan yang namanya bangsa yahudi, saya harap juga jangan kecewa ..

Benci itu sah, tapi lihat konteks yah, boleh nulis macem2, tapi disarankan juga banyak baca buku sejarah sepanyol, jangan hanya terpengaruh dari postingan2 cules. Lebih diutamakan buku, jangan cuma internet yang sumbernya kadang susah divalidasi. Mari belajar biar kita sama2 lebih cerdas. :)

Awan Diga Aristo said...

Bung "insan ilmu"...

Anda ini bagaimana toh?
anda bilang nyuruh baca buku, jangan cuma terpengaruh dari postingan orang, jangan cuma internet, mari belajar dsb dsb...

Tapi kok ya bisa2nya bilang "barca dari akar2nya sudah mendarah daging dgn bangsa yahudi"?

Lha nulis gitu aja udah menunjukkan kalo anda sendiri:
1. jarang baca buku
2. cuma ngambil dari internet yang sumbernya susah divalidasi
3. kemakan hoax
4. kemakan "katanya... katanya... kabarnya..."

jaman sekarang, segala rupa disambung2in. tsk.

bikin tulisan sendiri gih om. tulis sumbernya ya.

Anonymous said...

Pengetahuan ente tentang seluk beluk barca hebat gan, belajar dari mana ya��

Surya said...

Agan awan, saya setuju sama tulisan agan. Pendukung madrid gak ush terlalu didenger. Mereka cenderung menghina tanpa fakta. Terkadang hinaannya gak masuk akal. Mgkn terdengar ekstrem. Tp saya seorang cules sejak kelas 1 smp yg bahkan menamakan anak saya jordi. Buat saya Barcelona bukan sekedar club. Tp way of life dengan segala filosofinya

Anonymous said...

Psg nih

Robi said...

TS Ngeyel... disaranin gini gitu malah keras kepala.
Kalo mau bikin statement tuh, liat di kedua belah pihak. Kalo anda di pihak Pro (Barcelona), BANTAH SEMUA RUMOR YANG KONTRA DENGAN SUMBER YANG VALID. Cerdas dikit yaa...

Awan Diga Aristo said...

@Robi: Lah? napa situ marah-marah di sini? =)) santai lah. Ya statusnya aja "rumor" kan berarti ga valid jg? ya lagian rumornya jg sumbernya ga valid. Btw ini rumor yg mana maksudnya ya?
Ya maap, emang sy orang bodo, bukan orang cerdas kaya anda.
Ya monggo bikin tulisan sendiri, daripada marah-marah di tulisan orang. wong ini juga tulisan ngasal aja bukan buat jadi referensi karya ilmiah, bukan karya komersil jg. Kalo anda mau bikin tulisan cerdas soal rumor itu ya monggo... ga ada yg larang. Saya juga ga bakal marahin situ.
Chill dude... =)

Unknown said...

Berentilah ts marah marah dk jelas nih

Anonymous said...

bagus nice great thank you

Samuel said...

Gue pendukung Madrid.....
Setelah baca tulisan di blog bung Awan , rasanya sekarang jadi bisa lebih mengerti dan sedikit memaklumi kalo kenapa pendukung Barca banyak yg benci sama Real Madrid
Tapi , lebih baik ttp saling respect sebagai sesama fans sepak bola , itu akan jauh lebih indah seandainya semua orang bsa seperti itu .
Hala Madrid - ku
Visca Barca - mu .

Anonymous said...

Ente juga sama aja mas sama itu orang...terus ente tau keluarga nya diancam pake senjata emang ada dikejadian? Ada ditempat? Tau darimana itu bukan mitos ada yg bukti yg bener" kuat kah?.. sama" gapernah ada kejadian tapi bilang ke orang kaya gitu wkwk