Terilhami dan mengutip sebuah e-mail yang masuk dalam salah satu milis yang saya ikuti (mungkin ga dikutip semua, tapi yang jelas isinya akan mirip), ternyata benar juga kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Kebijakan itu berprospek besar untuk mengurangi jumlah penduduk miskin!! (harap diperhatikan, yang saya tulis adalah "jumlah penduduk miskin", bukan "proporsi penduduk miskin").
Kalau saya tidak salah, pernah ada penelitian dari anak2 UI bahwa kenaikan harga BBM sebesar 10% saja dapat meningkatkan proporsi penduduk miskin sebanyak 14%, mengingat kenaikan harga2 yang dipicunya. Nah, kalau sekarang kenaikan harga BBM rata2 sebesar 100%, sepertinya hasil penelitian itu jadi tidak relevan ya? Kecuali kalau mau kita katakan bahwa angka penduduk miskin di Indonesia sudah mencapai angka 100%. Dan itu tidak mungkin bukan? Tentu masih ada 20% yang kaya dan sekitar 5% yang termasuk sanak famili dari konglomerasi di Jakarta. Toh mereka juga yang menikmati hasil kenaikan harga BBM itu.
Nah, tapi kalo dipikir-pikir, kebijakan kenaikan harga BBM itu bisa juga mengurangi jumlah penduduk miskin. Bagaimana keterkaitannya? Begini ya...
1. Penduduk miskin yang tadinya punya uang sedikit, sekarang tambah stress karena harga barang2 jadi pada mahal. Mereka depresi, terus nyari jalan pintas, bunuh diri !! --> penduduk miskin berkurang...
2. Penduduk miskin yang tadinya makan sehari 3 kali pake tempe ama sambel doang, sekarang jadi makannya sekali untuk 2 ato 3 hari... banyak yang kelaparan, kesehatan menurun, mati.. --> penduduk miskin berkurang...
3. Penduduk miskin yang tadinya naek bis kota, berhubung ongkos kopaja naek jadi 2000, jadi pada jalan kaki. nah, pas nyebrang jalan, ketabrak ama metromini gara2 supir2 metromini jadi kesetanan ngejar setoran lebih, terkait dengan kenaikan BBM --> penduduk miskin berkurang
4. Penduduk miskin yang tadinya kalo sakit beli obat generik, sekarang ga mampu lagi beli obat generik, jadi kalo sakit, dibiarin, lama-lama... mati juga...--> penduduk miskin berkurang
5. Penduduk miskin yang tadinya naek bis antar kota jadi naek kereta, kereta tambah penuh, makin banyak orang yang kedorong keluar pintu, jatoh. makin banyak orang naek di atap karena ga kuat didalem makin panas, makin banyak yang jatoh ato kesetrum, mati --> penduduk miskin berkurang
6. Terkait meningkatnya biaya hidup, makin banyak kriminalitas, penduduk miskin sebagian jadi rampok, ditembak polisi, mati --> penduduk miskin berkurang
7. Penduduk miskin yang tadinya bisa ngasi makan bayinya, sekarang bingung ngasi makan apa ke bayinya. makin banyak bayi yang busung lapar, kurang gizi, mati. Kayanya akan makin banyak juga anak2 sekolah yang stres karena ga bisa ikut kegiatan ekskul ato ga bisa bayar SPP, terus bocahnya stres, bunuh diri juga (lagi ngetrend pelajar bunuh diri kayanya)
--> nah, kalo ngeliat rantai setan kemiskinan, berarti ini sudah mengurangi generasi yang kelak menjadi orang miskin, jadi, dalam jangka panjang, penduduk miskin akan berkurang...
8. Karena pendataan yang buruk, ada penduduk miskin yang dapet jatah 100 ribu per bulan, ada juga yang nggak, pada berantem, terus bunuh2an deh (masuk buser, sergap, tangkap, dsb) --> penduduk miskin berkurang...
9. dan lain2...
Nah, mengingat kebijakan ini ternyata punya prospek untuk menurunkan jumlah penduduk miskin (selain tentu saja menurunkan standar penentuan penduduk miskinannya), nampaknya kebijakan ini tentu akan diteruskan dan diulangi lagi pada masa depan... Semoga keberhasilan pemerintah ini mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT.
Bom Bali ngebunuh 25 orang seketika. Bom BBM??? kita lihat berapa yang mati pelan2...
Berhubung mendekati bulan puasa, marilah kita semua memaafkan dosa-dosa Ical dan kawan2nya yang telah menaikkan harga BBM demi kepentingan dagangnya... karena kita adalah bangsa yang pemaaf, dan pelupa...
Ya Allah, di akhirat nanti, sebelum Engkau memasukkan kami semua ke surga atau nerakamu, berilah kami kesempatan untuk bertemu ical dan kawan-kawannya untuk mengucapkan terima kasih kami...
1 comment:
Hi thannks for sharing this
Post a Comment