Friday, November 20, 2009

Manusia itu Kontekstual, Gender itu Berpengaruh, Tampang Bagus itu Sebuah Keuntungan

Teringat waktu Agus Ringgo dulu pernah diwawancara di salah satu acara gosip.... (bukan berarti saya suka nonton acara gosip. Sebutlah waktu itu cuma saluran itu yang bisa ditangkap dengan baik. Saluran lain banyak semutnya)

Waktu itu dia ditanya soal Christian Sugiono yang merupakan teman baiknya. Kata Agus Ringgo kira-kira seperti ini:

"Susah tau jadi orang jelek yang temenan sama orang ganteng. Gua kan pernah tuh, pengen jatohin namanya si Ian (C. Sugiono). Gw bilang aja ke cewek-cewek kalo si Ian tu takut kecoak. Eeeeh, kata mereka malah "ooooo, co cweeeet (so sweeet), lucu yah, ternyata takut kecoak. Hihi. Nanti gw lindungin deh", sambil pada senyum-senyum. Nah, tau gitu, gw bilang aja, gw jg takut kecoak loh. Eeeh.. kata mereka malah "ih, pengecut! cowok apaan luh? udah jelek, sama kecoak aja takut! dasar cowok lemah!". Nah, itulah bedanya orang ganteng sama orang jelek sama gw."

Kalau dipikir-pikir... memang benar juga ya.

Kita ini manusia kontekstual. Kita menilai berdasarkan konteksnya. Apakah itu konteksnya kondisi kita, kondisi yang dibicarakan, atau apapun. Yang jelas, tanpa sadar, kadang kita memang selalu punya standar ganda atas segala sesuatu.

Mari kita lihat contohnya:

1. Tentang mata keranjang:
- Seorang pria yang sudah punya pasangan melihat seorang wanita lewat, lalu dia berkata ke seorang teman wanitanya: "wanita itu... cantik juga ya...". Si temannya itu akan bilang "dasar lu mata keranjang... inget udah punya pasangan!"
- Seorang wanita yang sudah punya pasangan melihat seorang pria lewat, lalu dia berkata ke seorang teman wanitanya: "Cowok itu... lucu yah... hihihi". Si temannya itu akan bilang "Iya yah... keren abish", lalu berjalan lagi sambil sekali-sekali membicarakan apa saja yang bisa dilihat dari si pria ganteng itu.

2. Tentang obsesi cinta:
- Seorang pria bertampang "biasa" punya obsesi dan perasaan yang begitu besar pada seorang wanita, meskipun keadaannya tidak memungkinkan untuk dia bisa bersama si wanita itu (cinta ga kesampaian ceritanya). Teman-temannya akan bilang: "Posesif, obsesif, psycho... ati-ati luh, ntar malah jadi orang stress. Ntar malah bikin macem-macem lagi luh. Udalaaah..."
- Film Twilight, Shakespeare in Love, Titanic, Romeo and Juliet, City of Angels, Butterfly Effect: "Ooo.... co cweeeet.... meskipun berat tapi mereka tetap pertahankan cinta mereka... cinta itu memang harus begitu... oh... seandainya...". Mungkin karena kalau di film tampang para pemeran prianya ganteng-ganteng ya? Orang ganteng kan ga mungkin psycho...

3. Tentang rahasia:
- Seorang pria memendam sebuah rahasia yang fatal, sepanjang hidupnya. Komentar: "Gila ya tu orang... Bisa-bisanya ga bilang soal itu. Padahal fatal banget. Tega banget dia."
- Seorang wanita memendam sebuah rahasia yang fatal, sepanjang hidupnya. Komentar: "Wanita itu memang berjiwa besar. Hatinya mampu memendam rahasia itu meskipun sudah sekian lama...", "A woman's heart is a deep ocean of secrets..." (Rose, dalam Titanic)

4. Tentang kekaguman terhadap fisik:
- Seorang pria mengatakan penilaiannya mengenai seorang wanita, kepada teman wanitanya. Dia bilang: "Eh, si X... badannya bagus yah. Cantik bgt pula mukanya. Rambutnya... pff... suka deh gw". Si teman wanita akan bilang: "Ih, fisik banget sih lu? Dasar dangkal!"
- Seorang wanita mengatakan penilaiannya mengenai seorang pria, kepada teman wanitanya. Dia bilang: "Wow, si Y.... keren bgt. bodinya bagus, bajunya modis. cool bgt penampilannya." Si teman wanita bilang: "Iya ya... hihihi... keren banget. Gw jg suka ngeliatnya. Yaaah, walau bagaimanapun kan yang pertama keliatan tu kan tampang fisik. hehe."

5. Tentang merokok:
- Seorang wanita merokok. Pria yang melihat akan bilang ke temannya: "Ga suka gw ngeliat cewek ngerokok. Kaya bukan wanita baik-baik..."
- Seorang pria merokok. Pria yang melihat akan bilang: "Bagi dong jek!"

6. Tentang cowok pendiam:
- Seorang pria bertampang biasa, bersifat pendiam, penyendiri: "Dasar kuper... pasti malu sama tampangnya sendiri, ato stress karena ditolakin mulu sama cewek. Jangan-jangan psikopat."
- Pria ganteng pendiam, penyendiri: "Wow... cool... kaya Rangga AADC. Pasti aslinya romantis kalo sama cewek. Waaah... pasti dah banyak cewek yang ditolak tuh"

7. Tentang cowok berwajah angkuh:
- Seorang pria bertampang biasa, kadang terlihat angkuh dan pendiam: "Udah jelek, judes lagi. Cih!"
- Seorang pria ganteng, kadang terlihat angkuh dan pendiam: "hmm... Misterius... Menantang..."

8. Tentang name-tag (ini curhat colongan):
- Seorang pria yang tampangnya tidak pernah mendapatkan pujian yang tulus masuk kantor tempat dia bekerja selama HAMPIR 5 TAHUN TERAKHIR. Seorang satpam berwajah garang dan sangar dengan judes membentak: "Mau kemana mas?" "Pegawai sini?" "Mana nametag-nya?" "Besok pakai ya!"
- Seorang wanita yang tampangnya banyak mendapat pujian (tapi kadang agak stress kalau dekat-dekat saya, karena saya termasuk orang-orang yang berpendapat sebaliknya) masuk kantor yang sama, dimana dia sendiri belum genap setahun bertempat di situ, dan sebenarnya tidak punya nametag. Satpam yang sama menghadang, lalu berkata: "Selamat pagi mbak..." (dengan senyum manis di wajahnya)

9. Tentang pilihan:
Alkisah, ada pasangan pria-wanita, berselisih paham. Si pria punya pilihan sendiri, si wanita punya pilihan lain. Pilihan mana yang kemudian disepakati keduanya?
- Pilihan si pria yang diambil: "Dasar cowok egois! Cih!"
- Pilihan si wanita yang diambil: "Karena wanita ingin dimengerti..."

10. Tentang, tantangan, hambatan, atau penundaan:
- Dalam kehidupan nyata: "Sudahlaaah, terima kenyataan. Memang tidak akan bisa kok. Tentu ada jalan yang lebih baik"
- Ketika nonton film, di bagian akhir, dan ceritanya mengambil hikmah dari film: "Oh... kisah yang indah... Meskipun jalannya berliku tapi dia tetap yakin, dan dalam cara yang tidak disangka-sangka akhirnya berakhir bahagia. Itulah kenapa kata orang: 'jangan takut untuk bermimpi'"
Mungkin karena di film, orang bisa lihat ending-nya ya? Sementara di kehidupan nyata, masa depan itu misteri, tapi kita sendiri yang suka meyakinkan diri sendiri akan ending yang buruk...



Ya begitulah...
Ini hanya sekedar 10 buah contoh. Saya yakin Anda pasti punya sekian juta contoh lain... karena kalau dipikir-pikir, manusia memang melihat sesuatu itu tidak saklek. Semua sesuai konteks yang dihadapi saat itu. Itulah mengapa, contoh-contoh yang tersaji di atas pun sebenarnya tidak lebih dari sebuah pemikiran pragmatis, karena tentu ada banyak sekali alasan (atau pembenaran) yang bisa mempengaruhi sikap, tanggapan, dan jawaban seseorang dalam kasus yang dihadapinya. Dengan begitu, sebenarnya tidak ada itu yang namanya "prinsip". Saya pun ternyata tidak punya itu prinsip, karena saya pun melihat dan menyikapi sesuatu sesuai konteks yang saya hadapi saat itu. Prinsip itu kan cuma panduan. Yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya memang cuma pembenaran. Ya tapi... saya terima itu. Saya baru sadar kalau dari dulu saya memang suka sekali membuat pembenaran. And it feels good =p


Sekali-sekali... tidak ada salahnya berpikir sederhana. Untuk senang-senang saja =))


Sudahlah wan... STOP BABBLING!!!


Mari kita melihat bintang-bintang...

No comments: