wah... sebulan sudah ternyata blog ini tidak di-update...
Ada apa aja yang terjadi? Apa kabar semuanya?
Basa-basi sepertinya ya...
Oke, kita lewat saja.
Yah, beberapa kejadian kurang menyenangkan terjadi pada saya beberapa waktu terakhir ini (selain kejadian-kejadian yang patut disyukuri tentunya). Kejadian menyebalkan terakhir tentunya adalah kalahnya FC Barcelona dalam perebutan gelar juara La-Liga Spanyol tahun ini. Dan tentu saja, sebagai penggemar Barcelona, sy menjadi pembenci Real Madrid.
Dalam diskusi terakhir dengan salah seorang teman, sy katakan bahwa kalaupun Real Madrid sedang bertanding melawan Persekabpas Pasuruan sekalipun, saya akan mendukung Persekabpas!
Tidak logis? Tidak realistis? Saya tidak peduli...
Gara-gara sistem head-to-head brengsek di La-Liga, maka meskipun Barcelona mengakhiri musim dengan perolehan nilai yang sama dengan Real Madrid, menang selisih gol, ditambah predikat sebagai tim yang paling produktif membobol gawang lawan, plus paling sedikit kebobolan, dan tidak terkalahkan di kandang, tapi tetap saja Madrid juaranya.
Yaah... tapi tentu kita juga harus berbesar hati mengakui tekad anak2 Madrid yang sangat besar untuk mengakhiri paceklik gelar selama 3 musim sebelumnya, telah berperan besar dalam mendorong mereka menjadi juara. Selamat buat Madriditas! semoga musim depan kita bersaing seru lagi =D
Postingan ini cuma buat ngomongin beginian?
Tentu tidak...
Teman-teman yang sudah sering mampir kesini tentu tau kalau saya suka ngelantur di awal postingan kan? =D
Menerima kekalahan...
Kadang kita suka bertanya, mengapa bisa kalah?
Kadang kita bertanya, mengapa ada kejahatan, sementara Allah dapat membuat semuanya terlihat indah di mata kita?
mengapa ada penderitaan? mengapa ada kesedihan?
mengapa ada neraka kalau semua orang bisa diciptakan untuk masuk surga?
mengapa ada kegelapan kalau semua bisa diciptakan dalam terang benderang?
Pertanyaan-pertanyaan ini tak pelak adalah yang paling sering muncul dalam benak saya dan dalam diskusi-diskusi dengan beberapa teman.
Dalam sebuah malam di Ciburial (Bandung Utara), jawaban seolah muncul dengan samar...
Lampu-lampu kota begitu gemerlap, saling bersaing untuk mengedip, membuat pemandangan malam dari dataran tinggi begitu indah, ditambah bintang-bintang yang mengintip dari atas langit yang cerah.
Apakah Anda suka melihat lampu kota? Bintang?
Semakin saya lihat, sepertinya yang saya suka bukan lampunya. Bukan hanya bintangnya.
Pernahkah kita bertanya, mengapa lampu kota dan bintang-bintang terlihat indah?
Bukankah karena kegelapan yang menyelimutinya?
Kan kalau tidak ada gelap, yang terang tidak akan terlihat indah?
Lantas mengapa kita hanya memuji lampu dan bintang, tapi lupa mensyukuri adanya kegelapan?
Bagi saya... kegelapan itu indah.
Apakah analogi ini bisa digunakan untuk pertanyaan-pertanyaan lain dalam hidup?
Keterangan :
Foto dari (maaf ga minta izin dulu) : www.physics.ohio-state.edu
No comments:
Post a Comment