Friday, September 14, 2012

Seriously...

Seriously... twitter telah membunuh minat menulis saya. Ya itu juga kalau dulu saya punya.

Salahkan twitter?
Tidak adil juga nampaknya. Tapi dia memang menarik. 140 karakternya itu yang menarik. Baiklah, mungkin dia tidak pas sebagai sebuah media untuk menyampaikan sesuatu secara gamblang, jelas, atau menceritakan sesuatu. Tapi dia jelas menarik sebagai sebuah sarana untuk menyampaikan apa yang kita rasakan saat itu, di tempat itu, ke pemirsa yang juga membacanya saat itu.

Menggunakan twitter sebagai pengganti media untuk menulis? ya... mungkin tidak bisa juga. Sebagai contoh, saya tidak suka dengan model orang menulis apa yang mereka sebut dengan "kultwit". Apa ini? kuliah via twitter? Buat saya lebih seperti membuat kotor timeline orang lain.

Buat saya akan lebih elegan bila seseorang menulis di tempat lain dengan lengkap, misalnya di blog atau wadah lain, lalu di twitter cukup menuliskan tautannya dengan sedikit kata-kata untuk menggugah rasa penasaran orang. Jadi kita bisa menulis dengan lengkap, orang bisa tetap termutakhirkan via twitter dan tinggal klik tautan untuk membaca, dan yang lebih penting adalah, tidak mengganggu orang lain di timeline mereka, khususnya mereka yang tidak tertarik dengan kultwit anda.

Tapi ya tentu beda kalau kebutuhannya adalah supaya anda bisa eksis. Ya silakan saja. Toh itu akun anda.

Nah...
sekarang perkaranya adalah, sepertinya saya harus memposisikan ulang blog ini akan dipakai untuk apa...

End.